
“Prevalensi stunting tahun 2022 harus turun setidaknya 3% melalui konvergensi program intervensi spesifik dan sensitif yang tepat sasaran, serta didukung data sasaran yang lebih baik dan terintegrasi, pembentukan TPPS dan (penguatan) tingkat implementasinya hingga di tingkat rumah tangga melalui Posyandu,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat di Istana Wapres, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 6 Jakarta Pusat, Rabu (11/05/2022).
Lebih lanjut, Wapres memaparkan bahwa berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4%, atau menurun 6,4% dari angka 30,8% pada 2018. “Pemerintah mempunyai target untuk menurunkan prevalensi hingga 14% pada tahun 2024. Itu artinya, kita harus menurunkan prevalensi sebesar 10,4% dalam 2,5 tahun ke depan, yang tentu saja ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk mencapainya,” tuturnya.
Di Kabupaten Jember, berbagai upaya telah dilakukan dalam menurunkan angka Stunting. Diantaranya Gerakan Masyarakat Jember Peduli Ibu dan Balita (Gemar Jelita). Di dalamnya, aksi-aksi pencegahan dan penanganan stunting terus digencarkan dengan berbagai varian kegiatan.
Diketahui, stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Kabupaten Jember menurut data SSGBI tahun 2019 tercatat prevalensi angka stunting mencapai 37,94 persen. Saat itu, Jember menduduki peringkat tertinggi kedua di Provinsi Jatim untuk kasus stunting. Namun pada tahun 2021, SSGI mencatat prevalensi angka stunting Kabupaten Jember telah turun menjadi 23,90 persen.
Akademi Farmasi (AKFAR) Jember terut berupaya memberikan kontribusi dalam upaya pencegahan stunting di Kabupaten Jember. Oleh karena itu, pada Tahun 2022 kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan Tema “Pencegahan Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan”. Lokasi Pengabdian kepada Masyarakat bertempat di Desa Slateng, Kecamatan Ledokombo dan Desa Jatian, Kecamatan Pakusari. Pengabdian ini dibagi menjadi 4 tim/kelompok pelaksana.
Salah satu kelompok pelaksana yaitu Tim yang diketuai oleh apt. Asa Falahi, M.Farm., dengan anggota apt. Dewi Rashati, M.Farm., dan Hadi Barru Hakam Fajar Siddiq, M.Si, serta mahasiswa yaitu Hasan Huda. Kelompok ini membawa Judul “PEMBERDAYAAN DAN EDUKASI KEPADA IBU HAMIL DAN IBU BALITA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKEMAS LEDOKOMBO 20DAN PAKUSARI“.


Kegiatan Pengabdian dimulai dari Desa Slateng. Diikuti oleh sekitar 20 orang Ibu Hamil dan menyusui beserta Kader Posyandu dan Bidan Desa Slateng. Kegiatan berupa Edukasi tentang pencegahan Stunting pada Ibu Hamil dan Menyusui, serta Edukasi tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat dalam upaya mencegah Stunting.


Selanjutnya, kegiatan yang sama juga dilakukan di Desa Jatian, Pakusari. Kegiatan ini juga diikuti oleh 20 orang Ibu Hamil dan Ibu Menyusui, beserta Kader Posyandu dan Bidan Desa Jatian. Materi yang disampaikan juga tentang tentang pencegahan Stunting pada Ibu Hamil dan Menyusui, serta Edukasi tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat dalam upaya mencegah Stunting.


Seluruh Kegiatan Pengabdian yang dilakukan, baik di Desa Slateng maupun Desa Jatian, berjalan dengan baik dan diterima oleh Masyarakat khususnya Kader Posyandu, dan Bidan Desa. Harapan masyarakat kerjasama Desa dengan AKFAR terus berlanjut dalam upaya membentuk masyarakat yang sehat dan sejahtera. Tentunya, upaya untuk menurunkan angka Stunting harus terus dikembangkan dan dilanjutkan dengan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan. Karena Stunting, tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah, namun perlu adanya dukungan Perguruan Tinggi dan pihak lain.