Monthly Archives: December 2022

Menerima pendaftaran bagi lulusan SMA/SMK atau yang sederajat.

Pendaftaran yang dibuka :

Pendaftaran Reguler A
Pendaftaran Reguler B

Kelas Reguler A :
1. Lulusan SMA/SMK/MA atau yang sederajat.
2. Scan asli raport/surat keterangan lulus (jika IJAZAH belum selesai).
3. Scan pas foto/file pas foto terbaru .
4. Scan KTP / Kartu Keluarga.
5. Surat keterangan tidak buta warna dari puskesmas/klinik.

Kelas Reguler B :
1. Lulusan SMK Farmasi (wajib).
2. Scan asli Ijazah SMK Farmasi.
3. Scan pas foto/file pas foto terbaru.
4. Scan KTP / fotocopy Kartu Keluarga.
5. Surat keterangan sedang bekerja (Minimal 1 tahun)

Pelaksanaan Pendaftaran :
Tanggal 1 November 2022 s/d 4 Agustus 2023 (sewaktu-waktu akan ditutup jika kuota terpenuhi)

Pendaftaran Online dapat melalui : klik LINK INI

atau

yubi.id/akfarjember

User Guide PMB Online disini

Sekolah pemberdayaan, merupakan kegiatan pembelajaran, edukasi dan pelatihan kepada para pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Sekolah Pemberdayaan merupakan kegiatan yang pertama kali dilaksanakan oleh Universitas Jember dengan menggandeng Perguruan Tinggi Lain di Kabupaten Jember. Salah satunya, Akademi Farmasi Jember sebagai salah satu peserta kegiatan Sekolah Pemberdayaan. Kegiatan dengan mengusung tema ‘Upaya untuk Mewujudkan Kualitas Pengabdian dan Menjawab Tantangan Desa Binaan’ ini dipusatkan di Hotel Grand Padis Kabupaten Bondowoso sejak Rabu (30/11/2022) hingga Jum’at (02/12/2022).

Sekolah Pemberdayaan yang dilaksanakan dalam 3 hari, diisi oleh Akademisi, dan Praktisi yang sudah ahli (Expert) di bidang Pengabdian kepada Masyarakat.  Pada season pertama materi disampaikan langsung oleh Drs. Anwar, M.Si. tentang ‘Pemberdayaan sebagai Konsep Pengabdian Masyarakat Dosen’. Adanya konsep pemberdayaan sebagai bagian paradigma sosial baru yang terjadi antara masyarakat dalam proses penguatan diri agar tercipta perubahan yang lebih baik.

“Sehingga masyarakat desa dapat berdaya apabila mampu bersinergi dengan beberapa lembaga perguruan tinggi yang mampu memberikan pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai aspek,” ungkapnya.

Sementara pemateri kedua yaitu Citra Aulia seorang Pathnership ID dengan membawakan tema ‘Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Mewujudkan Desa SDGs’. Konsep pengabdian kepada masyarakat idealisnya selaras dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai pembangunan berkelanjutan masyarakat desa. Dirinya memaparkan, lembaga Perguruan Tinggi harus mampu manjadikan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan Pengabdian kepada Masyarakat Dosen sebagai ajang pengabdian dan pemberdayaan kepada masyarakat desa yang dipadukan dengan konsep SDGs, khusunya yang paling ditekankan adalah pada indikator tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera dan pendidikan berkualitas, namun dengan tetap diselaraskan dengan prodi jurusan masing-masing Perguruan Tinggi.

Selanjutnya Ketua Asosiasi Desa Wisata Andi Yuwono S.Sos., M.Si,  sebagai pemateri ketiga menyampaikan, dalam membangun sebuah desa sebagai salah satu alternatif produk pemberdayaan harus mempunyai beberapa trik agar desa tersebut dapat dikenal oleh pasar dan diminati oleh masyarakat banyak, dimana sebuah desa harus mampu memberikan edukasi wisata bukan tempat wisata, atau tempat penjual tiket. Hadirnya desa wisata dapat dikembangkan oleh setiap desa sesuai dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam desa tersebut tanpa melakukan eksploitasi secara berlebihan yang justru dapat merugikan desa itu sendiri.

Para peserta berlatih menggambarkan karakteristik Desa, potensi Desa, budaya dan lain-lain dalam sebuah kertas dan model pembelajaran BMC (Business Model Canvas).

Tak cukup dengan potensi desa, akan tetapi desa yang mempunyai kalender desa akan mampu menciptakan sirkulasi keuangan masyarakat desa melalui kegiatan-kegiatan desa yang dilakukan dalam setiap tahun sehingga akan memberikan peluang pasar kepada masyarakat desa. Banyaknya pengeluaran dan  kebutuhan masyarakat seperti kegitan syukuran bersih desa, kegiatan agustusan, peringatan hari besar islam, dan pengeluaran sekolah dapat dijadikan sebagai peluang masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat desa.

Peluang pasar tersebut dapat dikembangkan menjadi sebuah model bisnis BMC (Business Model Canvas) sebagai alat manajemen strategis untuk mendefinisikan serta mengkomunikasikan ide atau konsep bisnis dengan cepat dan mudah. BMC berbentuk dokumen satu halaman yang bekerja melalui elemen fundamental bisnis atau produk, serta menyusun ide dengan cara yang koheren melalui 9 indikator, salah satunya adalah Customes Segment atau segmentasi pasar, yaitu produk yang diciptakan siapa pasarnya dan kebutuhan apa yang paling diinginkan oleh pasar dalam periode tertentu, apabila kebutuhan pasar telah diketahui hadirnya produsen sebagai pelengkap kebutuhan pasar tersebut.

Lebih lanjut, MasrilKoto Pendiri Bank Tani LKMA Prima Tani menjelaskan ‘Kebutuhan Konsumen sebagai Peluang Pasar’. Sebagaimana yang diilustrasikan hadirnya Bank Tani sebagai bentuk Lembaga Keuangan Mikro Agrobisnis (LKMA) Prima Tani di Nagari Koto Tinggi, Baso, Agam, Sumatra Barat. Sistem bank yang didirikan diadopsi oleh pemerintah dan menjadi cikal bakal Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) nasional.

Desa yang mengintegrasikan gender dan hak anak ke dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa dan pembinaan serta pemberdayaan masyarakat desa secara menyeluruh, terencana dan berkelanjutan melalui lima program prioritas yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia dengan tujuan membangun bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di antaranya: 1) Peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender, 2) Peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/pengasuhan anak, 3) Penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, 4) Penurunan pekerja anak, dan 5) Pencegahan pernikahan anak usia dini.

Oleh karena itu, seluruh Perguruan Tinggi dalam mengembangkan desain Desa Inovatif harus mampu mengidentifikasi masalah, mesnyusun desain, dan Road Map yang jelas, dan terukur agar Perguruan tinggi mampu menjawab tantangan Desa Binaan, seperti yang disampaikan oleh Dr. Ali Badrudin, SS., MA., selaku Skretaris I LPPM Universitas Jember.

Pada hari ketiga, seluruh peserta melaksanakan praktek ke Desa, untuk bertemu langsung, sharing, dan menggali potensi yang ada di Desa. Pada kegiatan tersebut, terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu praktek di Desa Penambangan Bondowoso dengan “Rumah Edukasi Pintar” nya dan Desa Rejo Agung, Sumber Wringin Bondowoso dengan “Sekolah Kopi Raisa”.

Peserta dari Akademi Farmasi Jember melaksanakan praktek di Desa Penambangan Bondowoso, tepatnya di Dusun Penambangan Tengah yang memiliki “Rumah Edukasi Pintar”. Berdasarkan sharing dan diskusi antara peserta, perangkat Desa muncul berbagi ide atau gagasan tentang pengembangan Desa Penambangan dan juga kerjsama yang dapat dijalin oleh Perguruan Tinggi dengan Desa Penambangan.

Secara keseluruhan, kegiatan Sekolah Pemberdayaan yang telah diikuti oleh Akademi Farmasi Jember sangat bermanfaat dan membuka wawasan yang luas kepada Akademi Farmasi Jember khususnya dalam membuat desain kegiata Pengabdian kepada Masyarakat baik yang dilakukan oleh Dosen maupun Mahasiswa.

Ucapan terima kasih kepada Universitas Jember melalui LPPM UNEJ yang telah menggandeng Perguruan Tinggi se-Kabupaten Jember untuk bersama membangun Desa. Kegiatan ini juga tidak lepas dari rangkaian kolaborasi Perguruan Tinggi se-Kabupaten Jember yang telah terjalin baik.